Kamis, 15 Januari 2009

PT NASA : The Killing Field

Sungguh, ini merupakan kenangan terburuk bagi karyawan bekerja di PT Nagasakti Paramashoes Industri yang terkenal dengan nama PT NASA. Juli 2007 merupakan pukulan telak bagi kami, di mana pihak Nike sebagai buyer perusahaan ini melakukan terminasi terhadap PT NASA dan PT HASI yang merupakan anak perusahaan dari CCM ( Cipta Central Murdaya ), silakan digoogle dengan kata kunci Nike VS CCM atau PT NASA PT HASI Nike. Kami tak tahu apa-apa, tanpa ada peringatan, tiba-tiba Nike menghentikan pesanan. Kami semua kalang kabut. Tak ada yang kami perbuat, kami hanya berharap pihak CCM yang dipimpin Ibu Hartati Murdaya agar bertanggung jawab kepada kami. Namun Ibu Hartati Murdaya malah mengajak kami mendemo Nike di gedung BEJ, akibatnya demo dengan 14.000 karyawan membuat jalanan Jakarta macet, hanya cara dengan ini kami menanyakan nasib kami, kenapa tiba-tiba kami merasa dipinggirkan.

Alhasil perjuangan kami berhasil, di mana PT HASI mendapat perpanjangan selama 1 tahun dan PT NASA selama 2 tahun, masa PT HASI sudah lewat. Pihak Nike sudah meninggalkan PT HASI, kini tinggal PT NASA yang tinggal menunggu ajal menjemput, tinggal beberapa bulan lagi. Sungguh tragis sekali nasib ribuan karyawan. Kini awal tahun ini PT NASA sedang menjadi arena "The Killing Field". Sebuah ladang pembantaian. Semoga suara buruh ini didengar oleh para netter tercinta. bahwa di sisi kebebasan berserikat di negeri ini memang dijamin, namun di sisi lain dibungkam dengan berbagai macam alasan.

Kembali menguak cerita lalu keharmonisan antara serikat pekerja dengan pengusaha, di mana kedua pihak baik SPSI dan Manajemen bahu membahu membangun kebersamaan. Seiring berkembangnya perusahaan sehingga order selalu penuh, sehingga praktis lembur praktis pendapatan buruh selalu meningkat.

Awal mula terjadi The Killing Field ini adalah masalah THR. Berdasarkan kesepakatan bersama atau kebiasaan yang berlaku di PT NASA THR adalah sebesar 241 %, namun pihak manajemen memaksakan kehendaknya memberikan THR sebesar 100 % seperti dalam Undang Undang, namun setelah melalui pertemuan di Disnaker Tangerang bahwa THR PT NASA diputuskan sebesar 241 % sesuai dengan kebiasaan yang berlaku selama beberapa tahun terakhir. Pihak manajemen lalu menggugat pihak SPTSK SPSI PT NASA di pegadilan PHI Serang, namun berbagai macam bukti sudah mengarah memihak SPTSK SPSI PT NASA.

Namun sayang ! sayang sekali, di tingkat intern terjadi ladang pembantaian, Serikat pekerja sebagian pengurusnya dipecat secara sepihak, diskorsing tanpa ada alasan yang jelas, bahkan dituduh sebagai provokator, padahal, padahal ! sejak awal pihak Serikat pekerja selalu menekankan kepada anggotanya agar tetap bekerja dan menjaga suasana bekerja tetap kondusif, namun bukan pujian yang didapatkan, tetapi malah dilaporkan ke kepolisian. Pimen ini ? Alhasil ketua SPSI PT NASA diskorsing ! setelah itu mulai satu persatu pengurus lain dilibas, ditekan, diskorsing bahkan ada yang dipecat.

THR dibayarkan 100 % dan sisanya diperselisihkan di PHI, namun sebelum lebaran ada angket suruh mengisi, dan kalo tidak mengisi tidak akan dibayarkan, kami pilih tidak mengisi, namun manajemen tetep membayarkan, entah karena takut atau bagaimana

Rupanya, perjuangan ini memang berat, manajemen melakukan praktik kotor, membuat angket surat pernyataan atas nama SPTSK SPSI PT NASA, aneh bukan ? manajemen mengatasnamakan SPSI, dengkul apa jidat itu ? Hebatnya lagi angket ini hampir 99 % tidak ada yang mengisi. Yang mengisi hanya orang yang menjadi antek-anteknya. Yang dijanjikan dengan kenaikan pangkat, coba anda bayangkan, kenaikan pangkat akan dirasakan 6 bulan ke depan, tetapi 5 bulan lagi pabrik sudah tutup. Aneh bukan ? Per Juli 2009 ini Nike sudah tidak memperpanjang kontrak lagi, dan merk sepatu barupun juga belum masuk, mau dikata apa ? kami tidak tahu apaMerasa tindakannya tidak berhasil mempengaruhi karyawan, manajemen membuat angket lagi untuk yang kedua kalinya. Namun juga gagal.